Jalan

Selamat Datang di Blog kami Terima kasih atas kunjungannya

Jumat, 29 April 2011

Ya Hana na

dzoharoddiinul muayyad ۞ bidzhuhuurin nabi ahmad
ya hana na nabi muhammad ۞ dzalikal fadhlu minallah
ya hana na

khusho bissab’il matsani ۞ wa hawa luthfal ma’ani
ma lahu fil kholqi tsani ۞ wa a’laihi anzalallah
ya hana na

min makkatillamma dzohar ۞ liajlihin syaqqal qomar
waf takhorot aalu mudhor ۞ bihi ala kullil anam
ya hana na

athyabunnasi kholqon ۞ wa ajallunnasi khuluqon
dzikruhu ghorbaw wa syarqon۞ saa iruw walhamdu lillah
ya hana na

shollu a’la khoiril anami ۞ al musthofa badrittamami
shollu a’laihi wasallimu ۞ yasyfa’ lana yaumazzihami
ya hana na

Baca selanjutnya......

Minggu, 17 April 2011

3 Alasan Pentingnya Shalat Subuh

Oleh : Achmad Chaedar

:) Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. :)


Assalatu assalamu ala asyrafil anbiya iwal mursalin , sayyidina muhammadin wa ala alihi wasabbihi ajmain amma baddu.

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
Hari ini kita berkumpul di tempat yang insya Allah di ridhai oleh Allah SWT , untuk bersama – sama mendengarkan khutbah mengenai Pentingnya Shalat Subuh . Tentunya kita patut bertanya kepada diri kita sendiri , apakah kita telah melaksanakan shalat subuh secara teratur dan konsisten.


Tentunya sebagian besar dari kita mungkin ada yang bahkan melupakan shalat subuh , salah satu dari shalat lima waktu ini. Tetapi , anda patut merugi ! Mengapa anda dikatakan merugi ,.. dikarenakan anda telah meninggalkan shalat yang pahalanya amat besar ini. Apabila anda tidak ingin dikatakan adalah orang yang merugi marilah kita menginstrospeksi diri kita masing – masing.

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,
Seperti tema khutbah kali ini yaitu Pentingnya Shalat Subuh , saya akan memaparkan alasan mengapa shalat subuh itu menjadi penting.
Pertama, Shalat Subuh sebagai Terapi Jiwa, Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
“Batas antara kita dengan orang-orang munafik adalah menghadiri sholat isyak dan subuh, sebab orang-orang munafik tidak sanggup menghadiri kedua sholat tersebut” (Muwattho’ Imam Malik).
Dari riwayat diatas memberi peringatan kepada kita bahwa manfaat yang pertama dari shalat subuh adalah membersihkan jiwa kita dari sifat munafik, karena munafik merupakan salah satu kategori manusia disebut sakit jiwanya.

Orang munafik adalah seorang yang dalam hidupnya selalu senantiasa mencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil, ia memiliki dua wajah (kiblat), kiblat yang positif dan kiblat yang negative. Kadangkala dalam hatinya ingin berbuat baik baik tetapi jiwa, pikiran dan fisiknya tidak mampu untuk menyambut kemuan hati tersebut. Sehingga orang munafik dalam hidupnya selalu dalam keadaan jiwa yang gelisah.

Kedua, Terapi Aqal, sebagaimana firman-Nya:
“Demi fajar, Dan malam yang sepuluh, Dan yang genap dan yang ganjil, Dan malam bila berlalu Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal”. (Q.S. Al-Fajr, 89: 1-5)

Dimana pada waktu subuh merupakan sumber Oksigen yang terbanyak , Oksigen tersebut yang akan menyegarkan tubuh. Oleh karena itu kita sangat dianjurkan untuk melakukan shalat subuh .

Selain itu dengan menghirup udara yang masih bersih dan segar akan menjadikan otak menjadi fresh, dengan kondisi otak yang segar seseorang akan mampu untuk berfikir yang jernih dan mampu memanaj kegiatan pada hari tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila waktu fajar belum melakukan sholat subuh (sampai subuhnya kesiangan), maka akan mengakibatkan tubuh menjadi lelah dan capek, pikiran suntuk jiwa tidak tenang yang akan membawa akibat kepada kacau-balau agenda kegiatan pada hari itu.

Ketiga, terapi finasial, seorang hamba, walau sezuhud apapun dan sangat tidak peduli dengan urusan dunia, ia tetap senang kalau lapang rezekinya. Minimal mencukupi kebutuhan diri sendiri, untuk menyelamatkan muka dari hinanya meninta-meminta. Dan demi Allah, untuk mencapai ini jalannya adalah dengan menaati Allah.


Pernah suatu ketika Nabi SAW shalat Subuh, begitu selesai beliau pun kembali ke rumah dan mendapati putrinya, Fathimah, sedang tidur. Maka beliaupun membalikkan tubuh Fathimah dengan kaki beliau, kemudian mengatakan kepadanya,

“Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Robbmu, karena Allah SWT membagi-bagikan rezeki para hamba antara sholat Subuh dan terbitnya matahari” (HR. Mundziri).

Ini bukan berarti orang yang pergi melaksanakan sholat Subuh pasti pulang dengan kantong penuh uang,--seperti asumsi para penyembah dunia dan budak uang--, atau seperti dikatakan orang-orang yang suka mempermainkan bahwa setelah matahari terbit berarti terputus sudahlah rezeki! Bukan sama sekali bukan. Tetapi yang dimaksud adalah bahwa ketaatan kepada Allah SWT dengan cara menjaga untuk terus ikut dalam sholat Subuh berjamaah secara konsisten, akan mendatangkan taufik dari Allah SWT, sehingga nantinya seorang hamba memperoleh keridloan dan kelurusan dari Rabbnya, yang pada gilirannya ia akan menghabiskan sisa harinya dalam pertolongan dan kemudahan dari Allah dalam urusan-urusannya.

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,

Demikian khutbah yang dapat sampaikan , pada intinya bahwa kita tidak boleh menyia-nyiakan shalat Subuh , karena disamping kita mendapatkan pahala , kita juga mendapat tiga terapi , yakni terapi jiwa , terapi akal , dan terapi finansial .

Maka , mulai sekarang jangan lah meninggalkan shalat subuh, karena kita semua telah mengetahui manfaatnya.
Akhir kata , Jazakumullah Khairan Katsiran.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca selanjutnya......

Rabu, 13 April 2011

Yok...Shalat Dhuha


Setiap hari kita hutang dua rakaat Dhuha sama Allah. Hutang sebab kita makai badan & karunia-karunia pemberian Allah. Kalaulah bayarnya pakai uang, niscaya tidak akan ada yang bisa bayar.
Itulah sebab Allah meminta kita shalat dua rakaat sebagai “bayaran” atas segala karunia-Nya kepada kita, dan tiadalah tercatat kita berhutang pada-Nya.
Itulah sebab juga mengapa ada karyawan yang hilang tabungan setelah ia bekerja setahun penuh. Atau sebab mengapa seorang pengusaha hilang penghasilannya selama satu tahun penuh.

Barangkali salah satu sebabnya adalah sholat Dhuha tiada kunjung ia lakukan. “Perhitungan hutang”, tetap berlaku dan dijalankan Allah. Maka apa yang didapat oleh seseorang atau yang dihasilkan, akan diambil ulang oleh Allah sebagai kewajiban terhutang. Apalagi kalau kemudian maksiat dan hal-hal yang wajib tiada ia lakukan, pasti bertambah-tambah minusnya.(Ustadz Yusuf Mansyur )

Baca selanjutnya......

Rasul panutan umat

Salam sejahtera kepada penghulu segenap makhluk yang paling mulia, rakhmat bagi semesta alam, manusia paling sempurna, paling suci, dan penyempurna revolusi zaman, dialah Muhammad SAW. Dialah nabi paling pemurah, paling peramah, penuh kharisma dan kewibawaan, kesantunan, serta bergelar khatamul anbiya. Dialah jalan terang bagi gelapnya kehidupan dengan kesemarakan akhlaknya yang mulia, itulah puncak dari kebesaran dan kesempurnaannya sehingga beroleh gelar Al Amin (yang dipercaya).

Berkaitan dengan keagungan nabi ini, Sayyid Hussein Nasr seorang cendekiawan muslim terkemuka menulis, "Makhluk yang paling mulai ini (Muhammad SAW) juga dinamakan Ahmad, Musthafa, Abdullah, Abul-Qasim, dan juga bergelar Al Amin—yang terpercaya. Setiap nama dan gelar yang dimilikinya mengungkapkan suatu aspek wujud yang penuh berkah. Ia adalah, sebagaimana makna etimologis yang dikandung dalam kata Muhammad dan Ahmad, yang diagungkan dan dipuji; ia adalah musthafa (yang terpilih), abdullah (hamba ALLOH yang sempurna) dan terakhir, sebagai ayah Qasim. Ia bukan hanya Nabi dan utusan (rasul) ALLOH, tetapi juga kekasih ALLOH dan rahmat yang dikirimkan ke muka bumi, sebagaimana disebutkan di dalam Al Quran,


"Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam." (Q.S. Al Anbia [21]:107).

Ungkapan keagungan ini tidaklah berlebihan karena ALLOH Azza wa Jalla pun memuji beliau, bahkan senantiasa bershalawat kepadanya, firman-Nya, "Sesungguhnya ALLOH dan para malaikat-Nya melimpahkan shalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, sampaikanlah shalawat dan salam kepadanya." (Q.S. Al Ahzab [33]:56). Demikianlah ALLOH dan para malaikat bershalawat kepadanya, seharusnya apatah lagi kita sebagai makhluk kecil yang tiada berdaya ini.

Disamping bershalawat ternyata penghormatan kepada Rasulullah SAW memiliki etika tersendiri. Tidak cukup hanya bershalawat saja, karena yang terpenting adalah kita harus yakin benar bahwa Rasulullah adalah suri tauladan sepanjang zaman. Jikalau kita ikut dalam tuntunan beliau insya ALLOH akan selamat dunia dan akhirat.

ALLOH SWT menjelaskan dalam firman-Nya, "Dan sesungguhnya Rasul ALLOH itu menjadi ikutan (tauladan) yang baik untuk kamu dan untuk orang yang mengharapkan menemui ALLOH di hari kemudian dan yang mengingati ALLOH sebanyak-banyaknya." (Q.S. Al Ahzab [33]: 21). Seakan ayat ini menyatakan bahwa tidak usah kita melakukan apapun kecuali ada contohnya dari Rasulullah.

Ketika misalnya, rumah tangga keluarga kita berantakan, maka solusi terbaiknya adalah dengan mencontoh Rasul dalam mengemudikan bahtera rumah tangganya. Subhanallah, siapapun yang mampunyai referensi Rasulullah dalam perilaku sehari-harinya, maka hidupnya seperti seorang yang punya katalog yang sangat mudah di akses, segalanya serba tertuntun.

Begitu pentingnya tauladan ini. Itulah sebabnya mengapa P4 gagal di Indonesia? Padahal dimana-mana dilakukan penataran, berbagai metode dan pola digunakan, biaya pun keluar miliaran rupiah, tapi mengapa tidak berhasil merubah pola pikir masyarakat? Jawabannya mudah saja, menurut yang saya pahami dari Dr. Ruslan Abdul Ghani yang menyatakan bahwa salah satu penyebab utamanya adalah karena tidak ada contohnya. Siapa sekarang orang Indonesia yang paling Pancasilais sehingga layak ditauladani perilakunya? Belum ada!

Karenanya berbahagialah umat Islam yang mempunyai tauladan Rasulullah SAW, dalam dirinya semua aspek kehidupan telah ada reperensinya. Mau duduk, bertemu dengan kawan, bertemu dengan orang kaya, bercakap dengan orang papa, berhubungan dengan pejabat, semua telah ada contohnya, termasuk bagaimana teknik menghadapi penjahat. Semuanya sudah jelas, bahkan sampai hal yang paling sederhana seperti di kamar kecil yang paling tersembunyi sekalipun, semua ada tuntunannya.

Sayangnya kita jarang menyempatkan diri untuk mempelajari bagaimana perilaku Rasulullah SAW yang sebenarnya. Karenanya jikalau Pesantren Daarut Tauhiid saat ini dianggap sedang "naik daun", maka sama sekali bukan karena ide cemerlang seseorang, hakikatnya karena pertolongan ALLOH Azza wa Jalla dengan syariat mengamalkan sebagian dari tuntunan Rasulullah SAW yang diaktualisasikan dan dikemas sedemikian rupa. Jadi, apatah lagi bagi orang-orang yang mampu mengaplikasikan semua yang telah Rasul tuntunkan, hasilnya tentu akan jauh lebih luar biasa lagi.

Oleh karena itu, bagi sahabat yang dikaruniai kesempatan menjadi guru dan mengharapkan dicintai dan dihormati muridnya, tidak membosankan murid ketika mengajar dikelas, proses belajar-mengajar menjadi efektif, serta para muridnya menjadi cerdas dan berpikiran maju, maka contohlah Rasul dalam mengajar. Bagaimana cara Rasul mengajar? Ternyata Rasulullah mengajar dengan penuh kelembutan, kasih-sayang, dan sangat ingin para sahabatnya menjadi maju.

Jikalau anda seorang manager perusahaan atau pejabat di sebuah instansi pemerintahan, maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar bisa sukses dengan tetap mengikuti tuntunan Rasulullah? Ternyata Rasulullah SAW dalam berorganisasi itu rendah hati, lembut perangainya, senang bertukar pikiran, selalu meminta ide, saran, dan koreksi dalam bermusyawarah.

Adapun bagi pemuda yang ingin dicintai, disukai, penuh pesona, melimpah kharismanya, maka pelajari bagaimana pribadi Rasul. Para sahabat seperti halnya Imam Ali ternyata juga meneladani Rasulullah SAW. Nampaknya jikalau kita berat menghadapi hidup ini, maka pertanyaannya adalah sampai sejauh mana kita mampu meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW?

Demikian penting arti sebuah tauladan atau penuntun bagi kehidupan seseorang. Karenanya siapapun akan sengsara atau bahkan tersesat jikalau tidak pernah meluangkan waktu untuk mempelajari pribadi Rasulullah SAW. Dialah penuntun kita dari kesesatan dan gelapnya kehidupan.

Seperti halnya sebuah kejadian yang semoga dengan diungkapkannya di forum ini ada hikmah yang bisa diambil. Kejadiannya adalah dari penuturan seorang mubaligh asal Bandung. Ketika itu ia diundang bertabligh di suatu tempat di Tasikmalaya. Berangkatlah ia naik mobil bersama penjemputnya. Penjemput sebagai penunjuk arah di depan satu mobil dan sang mubaligh mengikuti di belakang dengan mobil lain.

Beberapa jam perjalanan lancar-lancar saja, sayangnya setelah beberapa saat sampai di wilayah Tasik, penunjuk arah memacu kendaraannya lebih cepat sehingga mobil sang mubaligh tertinggal jauh di belakang. Cerita selanjutnya mudah ditebak, sang mubaligh pun tersesat. Belok kiri tidak ketemu, belok kanan masuk pasar, waktu pun berlalu sia-sia, hatinya bahkan sudah mulai gelisah tidak menentu.

Nampaklah betapa sengsaranya orang yang tersesat, waktu dan tenaganya terbuang percuma, tujuan tidak menentu, perasaan pun tidak enak, bahkan sebentar-sebentar harus tanya sana-tanya sini, sungguh merepotkan. Demikianlah kegelisahan akan makin akrab dengan orang-orang yang kehilangan penuntun dalam hidupnya.

Bayangkan saja andaikata kita tidak punya penuntun, tidak punya penunjuk arah, lalu kita berjalan menuju suatu tempat yang belum diketahui sebelumnya, pastilah tidak akan menentramkan perjalanan tersebut. Tapi jikalau penuntun, arah, dan tujuannnya jelas, maka langkah kita akan mantap dan hati pun senantiasa disaputi ketentraman. Dan Rasulullah SAW adalah penuntun dan panutan kita sepanjang zaman.***

Baca selanjutnya......

Ganjaran Sedekah, sebuah perenungan...


"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah:261)



Kebaikan yang dikerjakan oleh setiap muslim akan diganjar Allah 10 kali lipat sampai 700 kali lipat. Tidak terkecuali bersedekah dan berinfak di jalan Allah SWT. Bersedekah termasuk ibadah yang 
bermanfaat bagi si pelaku dan objek yang menerima sedekah tersebut. Bersedekah itu tidak mengurangi harta, bahkan harta yang disedekahi akan membawa berkah. Hal itu dipraktekan oleh Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan oleh Hakim bin Hizam bahwa Rasulullah saw itu senang bersedekah tetapi beliau tidak mau menerima sedekah. Banyak orang masuk Islam karena pemberian dari Rasulullah saw. Tetapi Annas bin Malik melaporakan bahwa mereka masuk Islam di pagi hari disebabkan oleh dunia, di sore hari mereka telah berubah, dan justru mengeluarkan hartanya di jalan Allah SWT.

Nabi Muhammad saw mengingatkan bahwa manusia senang membanggakan hartanya, sementara yang dia dapat menikmatinya hanya sedikit; barang yang dipakai akan usang, makanan yang dimakan menjadi sari dan kotoran, dan yang disedekahkan di jalan Allah , itu saja yang tertinggal dan bermanfaat (HR. Muslim).

Alangkah beruntungnya orang yang mengerti terhadap amanat harta yang diembanya, sehingga dia tidak berkeberatan untuk menyalurkannya di jalan Allah, itulah harta yang berkah.

“Segala puji milik Allah. Kami memohon pertolonganNya, dan mohon ampun kepada Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku dan keburukan amalku.
Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku mengesakanNya dan tidak mempersekutukanNya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan rosulNya, tidak ada nabi setelah Dia.
Ya Allah, berikan sholawat, salam dan kebaikan atas nabi Muhammad, keluarganya dan sahabatnya.” ( diambil dari kultum KH Abdullah Gymnastiar )

Baca selanjutnya......

Selasa, 12 April 2011

Merapi teman kita semua!!!....

Merapi adalah teman kita yang setia menjaga kita dari segala marabahaya yang mungkin akan menimpa kita.Kita jangan menganggap remeh kepada Merapi, kita mungkin hanya menganggap bahwa merapi adalah hanyalah sebuah onggokan tanah yang menjulang tinggi yang tidak punya roh tidak memiliki nyawa.
Tapi merapi adalah ciptaan Allah juga yang tentunya punya jiwa, punya rasa dan punya nafsu sama seperti kita juga. Merapi punya nafsu untuk mensejahterakan penduduk yang numpang di punggungnya. Merapi juga berkeinginan untuk menjaga warga lereng gunung Merapi dari marabahaya yang selalu mengintainya setiap saat. Ketika merapi sahabat kita itu mengeluarkan unek - uneknya, maka itulah bentuk dari rasa kejengkelan yang terpendam yang diakibatkan oleh keangkaramurkaan kita juga.
Cara masukkan Link,Klik disini

Baca selanjutnya......